Ternyatadosa dan maksiat akan menghalangi rezeki dan keberkahan. Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Qalam ayat 17-19, 17. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, 18. dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin). Monday 13 Rajab 1443 / 14 February 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa Vay Tiền Nhanh Ggads. - Banyak sekali doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada umatnya. Salah satunya adalah doa agar terhindar dari perbuatan maksiat. Penting sekali umat muslim untuk membaca doa ini, lebih-lebih bagi mereka yang sedang menuntut ilmu. Maksiat dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu yang jernih. Sebenarnya doa ini bukanlah doa untuk terhindar dari maksiat, namun agar diberi rasa takut kepada Allah ﷻ, sehingga keinginan maksiat menjadi hilang karena rasa takut tersebut. Baca Juga Doa Nabi Ibrahim Ini Pantas Membuat Kita Malu! Doanya Ada Dalam Al Quran اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا “Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami kepada surga-Mu, dan keyakinan yang dapat meringankan musibah-musibah dunia. Berilah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah itu sebagai warisan dari kami. Terkini Mencari ilmu adalah kewajiban agama yang dibebankan kepada umat Islam sejak dari buaian hingga mau masuk liang lahat. Kewajiban tersebut harus dilakukan sendiri setiap orang yang sudah baligh tanpa kecuali, sedangkan bagi yang belum baligh, orang tua atau walinya yang harus bertanggung jawab. Mereka wajib mendidik sendiri atau dengan menyerahkan kepada guru untuk membantunya jika tidak mampu. Islam agama yang sangat sempurna dan hebat, setiap perbuatan harus berdasar ilmu jika ingin benar dan diterima Allah Swt. Jika semua umat Islam konsisten dan istiqomah menjalankan kewajiban mencari ilmu, kebodohan menjadi barang tabu tengah masyarakat. Betapa luasnya ilmu seseorang jika sejak kecil hingga mendekati ajal selalu belajar. Namun, apa yang terjadi saat ini sangat memperihatinkan, semangat belajar agama sangat rendah meski banyak tempat pengajian digratiskan. Mereka yang rajin belajarpun, kurang maksimal dalam penguasaan ilmu agamanya. Indikasinya, banyak muamalah yang dilakukan tanpa dasar ilmu agama, juga banyaknya kemaksiatan yang terjadi. Yang terjadi, ilmu agama hanya menghiasi rak-rak perpustakaan saja dan juga sulit diraih umat Islam, jadilah orang yang berilmu atau ulama itu langka. Agar kewajiban mencari ilmu ini maksimal, tidak terkesan asal belajar saja tanpa memperhatikan hasilnya, maka faktor ketakwaan harus diperhatikan. Allah Swt berfirman, وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah akan mengajarimu. 282. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan,menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. QS. Al-Anfal 29. Al Furqon adalah kemampuan atau ilmu untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi pemiliknya dalam menjalani kehidupan. Cahaya tersebut tidak mungkin Allah Swt berikan kepada mereka yang berani melanggar perintah-Nya atau bermaksiat. Dengan demikian, aktifitas belajar ilmu agama akan maksimal jika menjaga dirinya dari segala sesuatu yang berakibat dosa. Hanya orang minim dosa atau bertakwa yang layak Allah Swt beri ilmu bermanfaat. Faktor penghalang ilmu berupa kemaksiatan ini sangat diperhatikan para salafus salih atau ulama salih terdahulu. Banyak kisah yang menjadi buktinya. Perjalanan Imam Syafi’i ra dalam mencari ilmu bisa menjadi pelajaran jika ingin mendapat ilmu yang bermanfaat. Beliau berkisah bahwa; شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي Aku pernah mengadukan kepada guruku,Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukanke padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat. I’anatuth Tholibin, 2/190. Padahal kecerdasan dan daya hafal beliau sangat luar bisa. Beliau harus menutup kedua telinganya ketika pergi ke masjid dari rumahnya, karena hampir semua yang beliau dengar terekam dengan baik dalam hafalannya. Diriwayatkan dari Imam Asy Syafi’i ra, beliau berkata, Aku telah menghafalkan Al Qur’an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab Al Muwatho’ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.’ Thorh At Tatsrib, 1/95-96. Orang dengan kecerdasan dan daya hafal istimewa diatas rata-rata saja sangat terganggu dengan sedikit kemaksian yang menimpanya, lalu bagaimana dengan zaman sekarang? Zaman penuh kemaksiatan, tentu lebih berat lagi jika ingin mendapatkan ilmu. Tak heran jika Imam Malik ra pernah menasihati Iman Syafi’i sebagai usaha ingin menjaganya. Ketika Imam Malik ra melihat kecerdasan ada pada diri Imam Syafi’i muda yang luar biasa, maka beliau menasihatinya إِنِّي أَرَى اللَّهَ قَدْ أَلْقَى عَلَى قَلْبِكَ نُورًا، فَلَا تُطْفِئْهُ بِظُلْمَةِ الْمَعْصِيَةِ Sesungguhnya aku melihat tanda Allah ta’ala telah menganugerahkan cahaya ilmu di hatimu, maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat. Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52. Ilmu adalah cahaya, sedangkan kemaksiatan adalah kegelapan. Cahaya dan kegelapan tidak mungkin bisa bersatu dalam satu waktu dan tempat, salah satu pasti akan mengalahkan lainnya. Jika cahaya lebih kuat,maka teranglah tempat itu, namun jika kegelapan lebih kuat, maka cahaya otomatis akan meredup bahkan hilang sama sekali. Persis seperti yang Ibnul Qoyyim ra katakan فَإِنَّ الْعِلْمَ نُورٌ يَقْذِفُهُ اللَّهُ فِي الْقَلْبِ، وَالْمَعْصِيَةُ تُطْفِئُ ذَلِكَ النُّورَ. Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya yang Allah curahkan di hati seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut. Al Jawaabul Kaafi, hal. 52. Kemaksiatan atau dosa bisa menghalangi ilmu masuk dalam kalbu sesuai dengan kadarnya, semakin besar dosa yang dilakukan semakin banyak pula ilmu agama yang tergerus karenanya. Aneka kemaksiatan juga menentukan jenis ilmu yang bisa dihilangkan. Ibnu Taimiyah ra berkata dalam Majmu' Al-Fatawa, 14/160 bahwa; من الذنوب ما يكون سببا لخفاء العلم النافع أو بعضه بل يكون سببا لنسيان ما عُلم Diantara dosa-dosa, ada yang dapat menjadi sebab yang menghalangi ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya, bahkan dapat menjadi sebab terlupanya ilmu yang sudah diketahui. Proses atau urutan kemaksiatan bisa menutup dan menghilangkan ilmu adalah hati menjadi gelap karenanya. Setiap perbuatan maksiat akan menutup hatinya, jika terus berlangsung bisa sampai pada matinya hati. Allah Swt berfirman tentang perbuatan maksiat. كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. QS. Al Muthoffifin 14. Hasan Al Bashri ra berkata, Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Ibnu Katsir, 14/ 268. Dipertegas lagi oleh Ibnul Qayyim ra dalam kitab Ad Daa’ wad Dawaa’,107 bahwa; Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran. Ilmu yang menjadi petunjuk akan sulit menembus hati yang gelap atau mati. Padahal ilmu sangat dibutuhkan orang beriman dalam menjalani hidupnya. Karena setiap kali bertambah ilmu seseorang maka bertambah pula kemampuannya mengenal dan membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Inilah makna Al Furqaan,yakni pemahaman yang Allah Swt bukakan untuk orang yang bertakwa, karena takwa adalah sebab kuatnya pemahaman, dan kekuatan yang dengannya akan menghasilkan tambahan ilmu. Semoga kita sanggup menjauhi kemaksiatan secara maksimal, sehingga ilmu kita kian hari kian bertambah dan bermanfaat serta barokah. Amin [] Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Home/Landasan Agama/MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Nasihat_Ulama MAKSIAT ITU MENGHALANGI DATANGNYA ILMU, TERMASUK DALAM HAL MENGHAFAL ALQURAN Gara-gara tak sengaja, iseng atau memang sengaja melihat gambar wanita telanjang, hafalan Alquran bisa hilang. Yang diherankan, ada yang diketahui suka baca Alquran, bahkan suaranya merdu, namun sayangnya sukanya nonton “film gituan”. Ternyata ketika ditelusuri, hafalan Alqurannya saat dites sering “tersendat-sendat”. Itu lantaran pandangan matanya tak bisa dijaga dari maksiat. Memang benar, Alquran akan sulit melekat pada ahli maksiat. Imam Syafi’i rahimahullah berkata شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِي … فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ المعَاصِي وَقَالَ اِعْلَمْ بِأَنَّ العِلْمَ فَضْلٌ … وَفَضْلُ اللهِ لاَيُؤْتَاهُ عَاصٍ “Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau mengarahkanku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah karunia. Karunia Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 84 Apa yang disebutkan di atas dalam bait syair menunjukkan, bahwa maksiat itu menghalangi datangnya ilmu, termasuk dalam hal menghafal Alquran. Ketika hati kita berbuat maksiat, adalah seperti disebutkan dalam ayat berikut ini كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” QS. Al-Muthaffifin 14. Walau memang istilah dalam ayat adalah untuk orang kafir. Karena ada tiga istilah yang menerangkan tentang hati Ar-rain, keadaan hati orang kafir. Al-ghaim, keadaan hati Abrar wali Allah pertengahan. Al-ghain, keadaan hati Muqarrabin wali Allah terdepan. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 511 Namun keadaan hati yang bermaksiat tetap makin gelap, seperti diterangkan pula dalam hadis berikut عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali berbuat maksiat, maka ditambahkan titik hitam tersebut, hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “Ar Raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” HR. Tirmidzi, no. 3334; Ibnu Majah, no. 4244; Ibnu Hibban, 7 27; Ahmad 2 297. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini Hasan Shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadis ini Hasan. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan “Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa, sehingga bisa membuat hati itu gelap, dan lama kelamaan pun mati.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, Ibnu Zaid dan selainnya. Tafsir Alquran Al-Azhim, 7 512 Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan perkataan Hudzaifah dalam fatawanya. Hudzaifah berkata “Iman membuat hati nampak putih bersih. Jika seorang hamba bertambah imannya, hatinya akan semakin putih. Jika kalian membelah hati orang beriman, kalian akan melihatnya putih bercahaya. Sedangkan kemunafikan membuat hati tampak hitam kelam. Jika seorang hamba bertambah kemunafikannya, hatinya pun akan semakin gelap. Jika kalian membelah hati orang munafik, maka kalian akan melihatnya hitam mencekam.” Majmu’ Al-Fatawa, 15 283 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah mengatakan “Jika dosa semakin bertambah, maka itu akan menutupi hati pemiliknya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan mengenai surat Al Muthoffifin ayat 14 “Yang dimaksud adalah dosa yang menumpuk di atas dosa.” Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 93 Kata Al-Hasan Al-Bashri pula “Itu adalah dosa yang menumpuk di atas dosa, sehingga membuat hati menjadi kelam.” Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 93 Semoga kita tidak menjadi orang yang dijauhkan dari Alquran, gara-gara kelamnya maksiat yang menutupi hati. Referensi Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’. Cetakan kedua, tahun 1430 H. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Tafsir Alquran Al-Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq Abu Ishaq Al-Huwaini. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Sumber Related Posts DOSA dan maksiat akibat diri sendiri. Rezeki dan keberkahan di tangan Allah. Itulah yang semestinya tertancap dalam keyakinan seorang muslim. Namun sayang janji Allah ini ternyata hanya dalam teori. Betapa banyak yang masih belum yakin bahwa Allah yang menjamin rezekinya. Terbukti dirinya lebih percaya bahwa rice cooker bisa mengubah beras menjadi nasi dibanding Allah yang Maha menjamin semuanya. BACA JUGA Saudaraku, Inilah 5 Akibat Berbuat Maksiat Zaman kapitalisme seperti sekarang, permasalahan yang menonjol yang dialami adalah masalah kapital. Masalah ekonomi atau keuangan selalu tak pernah terselesaikan. Terutama dalam lingkup keluarga. Utang sering menjadi handalan. Bahkan tak sedikit yang terlilit dengan muamalah ribawi. Allah menciptakan dunia seperangkat dengan aturanNya. Jika mau beriman dan bertakwa Allah janjikan akan memberikan kenikmatan dari langit dan bumi. Namun kebanyakan manusia ingkar dan bermaksiat kepadaNya. Sehingga keberkahan itu terhalangi dari mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” QS Al-A’raf [7] 96. Ternyata dosa dan maksiat akan menghalangi rezeki dan keberkahan. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Qalam ayat 17-19, إِنَّا بَلَوْنَٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا۟ لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِين17 وَلَا يَسْتَثْنُونَ18 فطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُم نَائِمُونَ19 17. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka musyrikin Makkah sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik hasilnya di pagi hari, 18. dan mereka tidak menyisihkan hak fakir miskin. 19. Lalu kebun itu diliputi malapetaka yang datang dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Allah menguji sebuah penduduk pemilik kebun yang berbuat dosa. Karena mereka berniat panen secara sembunyi-sembunyi di pagi hari agar orang tidak mengetahui termasuk dari orang miskin agar tidak berinfak kepada mereka. Bahkan mereka memastikan bisa panen tidak mengucapkan ان شاء الله tanpa menyandarkan diri kepadaNya. Sehingga Allah menghilangkan rezeki buat mereka dengan terjadinya malapetaka wabah terhadap kebun mereka. Dari Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hati hatilah kamu terhadap perbuatan maksiat, sesungguhnya seorang yang melakukan perbuatan dosa, rezekinya menjadi terhalangi padahal sebelumnya telah disediakan untuknya.” Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Qalam 17-18. Demikianlah Allah telah siapkan nikmat dan rezeki itu tapi karena ulah manusia akhirnya tertahan dan terhalangi dari rezeki dan keberkahan. BACA JUGA Sedekah Perasaan Adapun pelaku maksiat yang diberikan nikmat dan rezeki yang berlimpah hakikatnya bukanlah nikmat melainkan istidraj. Itulah azab berupa nikmat atau jebakan dari Allah yang membuat pelaku terlena dengannya hingga lupa kepada Allah. Selalu ada akhir dari setiap cerita kehidupan. Untuk apa waktu yang singkat digunakan demi kebahagiaan semu dan sebentar tapi mengorbankan kebahagiaan yang hakiki dan abadi? Wallahu a’lam bi showab. [] RENUNGAN TENTANG DOSA DAN MAKSIAT Kesalahan adalah sesuatu yang kamu pikir itu benar tapi ternyata salah. Sementara Dosa adalah sesuatu yang kamu tahu bahwa itu salah. – Anwar al-Awlaki Ketahuilah bahwa ketika orang lain merasa tertarik denganmu, sesungguhnya mereka hanya tertarik dengan keindahan yang masih Allah tutupi dari dosa-dosamu. – Ibnu Qayyim Menjauhi dosa itu lebih ringan daripada menahan sakitnya rasa penyesalan. – Umar bin Khattab Dosa itu perlu dibakar, entah itu dengan sakitnya rasa penyesalan di dunia ini ataukah dengan api neraka di akhirat kelak. – Ibnu Qayyim Setan tidak menang ketika kamu berbuat dosa, tapi setan meraih kemenangan ketika kamu berpikir bahwa Allah tidak akan mengampunimu. Perbuatan dosa yang membuatmu sedih dan menyesal lebih disukai oleh Allah daripada amalan baik yang membuatmu menyombongkan diri. – Ali bin Abi Thalib Uploaded byAnanda Ismady1208 0% found this document useful 0 votes1 views18 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes1 views18 pagesMaksiat Kepada Allah Itu Dapat Menghalangi Ilmu-MUSLEM ILYASUploaded byAnanda Ismady1208 Full descriptionJump to Page You are on page 1of 18Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

hadits tentang maksiat kepada allah dapat menghalangi ilmu