Dalamdua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung," ungkap Dr Syauqi. SadarlahAl-Fatih, titik lemah Konstantinopel adalah sisi timur yakni selat sempit Golden Horn. Selat ini dibentang rantai besar, memusykilkan armada kecil sekali pun untuk melewatinya. Tapi Al-Fatih saat itu usianya 23 tahun tak kehabisan akal. Ia menggusur kapal-kapalnya dari laut ke darat, demi menghindari rantai besar. Sehari jelang 'Fathu Al-Qustantiniyyah' sebuah refleksi Penaklukkan Konstantinopel oleh seorang anak muda yang kemudian merubah putaran roda sejarah dan tentunya dilandasi inspirasi Rabbani lewat pembenaran dan keyakinan akan pesan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam 800 tahun sebelumnya. Dalamhadist di atas, jelas sekali bahwa salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat. Artikel Salahsatu contoh Hadis yang terbukti kebenarannya ialah peristiwa tentang penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1443 H. Sultan Mehmed ll, pemuda umur 23 tahun yang menaklukkannya. Kota yang dipimpin oleh kekaisaran Byzantium yang berkuasa selama 11 abad lamanya, terkenal paling aman dan indah di dunia pada zamannya. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Jazirah Arab. Sebuah peradaban yang tak pernah menjadi perhatian serius para penakluk dunia akibat kondisinya yang gersang, panas, dan jauh dari sumber kehidupan. Alexander the Great sekedar melewatinya, adapun Romawi dan Persia – dua kekuatan besar saat itu – tak berusaha memperebutkannya. Di tengah-tengah peradaban inilah, Islam muncul. Nabinya, Rasulullah Muhammad, berhasil melepaskan pengikutnya dari masa-masa jahiliyah dan memberi keyakinan pada mereka bahwa Islam, adalah agama universal yang tidak hanya untuk bangsa Arab, namun juga wajib disebarkan kepada seluruh manusia. Visi global inilah yang menjadikan mereka dengan penuh percaya diri bertanya kepada Rasulullah, Berkata Abdullah bin Amru bin Ash, “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah untuk menulis, lalu Rasulullah ditanya tentang kota manakah yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah menjawab, Kota Heraklius terlebih dahulu’, yakni Konstantinopel” HR. Ahmad Peristiwa ini sejatinya mengindikasikan banyak hal. Pertama kaum muslimin dengan negaranya yang masih baru, saat itu ternyata turut memahami konstelasi politik global. Mereka pun sadar betul, bahwa pembebasan Romawi sebagai adidaya saat itu, adalah pencapaian luar biasa bagi dakwah Islam. Rasulullah yang memberi jawaban dengan menyebut langsung nama Heraklius juga bukan jawaban sembarangan. Di masa itu, Heraklius sangat terkenal sebagai pemimpin kharismatik yang tak hanya mampu menjaga Konstantinopel dari serangan bangsa Avar dan Persia, namun juga mengembalikan salib suci ke Yerusalem. Artinya, Rasulullah sangat memahami bergaining position umat Islam dan Romawi. Dan kaum muslimin yang mendengar jawaban itu, tentu juga memahami posisi mereka. Kedua di tengah situasi yang masih rentan atas serangan kafir Quraisy, orang-orang Yahudi, dan berbagai aliansinya, kaum muslimin tidak menanyakan apakah Romawi mungkin takluk di tangan umat Islam atau tidak. Tapi sejak awal, secara to the point mereka langsung menanyakan, “kota manakah yang akan dibebaskan terlebih dahulu”. Artinya, kaum muslimin betul-betul percaya bahwa dakwah Islam kelak tidak hanya mampu mencapai Romawi, namun pasti akan menaklukannya! Saat itu, Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai ibukotanya memang menjadi primadona. Kaisar Constantine selaku founding father Konstantinopel bahkan sejak awal memahami kepentingan strategis dari kota yang kelak dijuluki sebagai “The New Rome”. Sebagai kota niaga, Konstantinopel menjelma menjadi pusat ekonomi dunia yang mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari Laut Mediterania ke Laut Hitam. Karenanya, ia adalah kunci atas dua dunia dan dua lautan, yang juga dikelilingi oleh air sebagai pertahanan alami dan tentu saja, tembok benteng nan tebal yang menjulang tinggi. Namun, Konstantinopel tak hanya tentang kemewahan kota dan kelihaian pertahanannya, tapi juga perpaduan yang pas antara kemegahan peradaban Yunani dengan agama Kristen yang ditetapkan sebagai agama resmi kekaisaran di masa Theodosius Agung k. 379-395 M. Semua ini semakin lengkap dengan berdirinya Hagia Sophia, yang ditahbiskan sebagai katedral terbesar dan termewah di dunia pada masanya. Dengan berbagai keistimewaan itu, tak heran jika panglima yang mampu membebaskan Konstantinopel digelari Rasulullah sebagai “sebaik-baik pemimpin” dengan pasukannya adalah “sebaik-baik pasukan”. Maka, tak berlebihan jika pembebasan Konstantinopel adalah perkara mustahil bagi umat Islam zaman itu. Bagaimanapun, mereka hanyalah kekuatan yang baru lahir dan bahkan masih bersusah payah menghadapi aliansi Quraisy yang mengepung mereka. Jangankan teknologi kapal dan militer laut yang mampu mengepung Konstantinopel, strategi parit pun baru mereka kenal. Namun, begitulah cara Rasulullah menanamkan cita-cita besar pada umatnya. Bermodal keyakinan bahwa bisyarah nabi pasti terjadi, maka umat Islam berlomba-lomba meningkatkan kapasitas mereka. Umat sadar betul, bahwa dibutuhkan kelayakan agar Konstantinopel menjadi kota yang tidak hanya ditaklukan, tapi juga dibebaskan oleh keagungan Islam. Sebagaimana siklus peradaban yang sudah-sudah, runtuhnya peradaban Romawi itu tak hanya akibat melemahnya kondisi internal mereka, namun juga diiringi oleh menguatnya peradaban penggantinya – Khilafah. Dari generasi ke generasi, umat Islam terus melakukan evaluasi hingga mampu membebaskan berbagai wilayah di sekitar Konstantinopel dan mengepungnya. Pembebasan ini nyatanya tak hanya menjadi tanda kebangkitan dan pembuka jalan atas ekspansi besar-besaran dakwah Islam di Eropa, namun juga simbol atas jatuhnya pusat kekristenan Orotodoks. Berbicara mengenai pusat kekristenan, maka pertanyaan para sahabat saat itu tentang Roma sebenarnya adalah perkara menarik. Walau Roma sebelumnya pernah menjadi pusat kekaisaran Romawi, namun di masa Rasulullah, Roma telah runtuh dan hanya menjadi cabang kekuatan Romawi Timur di Italia. Jadi, meski mereka tunduk pada Sri Paus sebagai penguasanya, namun secara administratif Roma berada di bawah kekuasaan Romawi Timur dengan Kaisarnya. Siapa sangka, kondisi hari ini berbalik. Dengan Konstantinopel yang telah berubah menjadi Istanbul, maka tersisalah Roma yang menjelma sebagai pusat kekristenan terbesar dunia dengan miliar jemaat Katoliknya. Agama dengan pengikut terbesar dunia yang meliputi hampir seperempat populasi bumi. Jika pembebasan Konstantinopel menyimbolkan tunduknya pusat kekristenan Ortodoks, maka dapat dibayangkan. Apa yang akan terjadi jika Roma betul-betul dibebaskan umat Islam?[] Sumber dan Rekomendasi Bacaan Felix Y. Siauw. 2011. Muhammad Al-Fatih 1453. Khilafah Press Jakarta. Firas Alkhateeb. 2016. Lost Islamic History. Penerbit Zahira Jakarta. John Freely. 2019. Istanbul Kota Kekaisaran. Pustaka Alfabet Tangerang Selatan. JAKARTA— Konstantinopel ditaklukkan pada akhir Mei 1453 oleh Sultan Ottoman Mehmed II. Sebagai pengakuan atas kemenangannya, penguasa berusia 21 tahun itu kemudian dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk. Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Bizantium Kekaisaran Romawi Timur yang berusia tahun, dan mengakhiri Abad Pertengahan. Kemudian menjadikan Istanbul sebagai ibu kota baru Kekaisaran Ottoman yang membanggakan. Dilansir dari laman 5Pillars, pada Selasa 21/2/2023 pada abad ke-15 Konstantinopel adalah salah satu kota terpenting di dunia, melewati Eropa, dan Asia, serta vital bagi perdagangan dunia. Ottoman telah menaklukkan wilayah Eropa dan Asia yang signifikan. Akan tetapi perlu menaklukkan Konstantinopel untuk menghilangkan penghalang yang mengganggu di belakang mereka dan mendorong lebih jauh ke Eropa. Kota itu juga menawarkan perlindungan kepada para penantang kepemimpinan Utsmaniyah, terutama kerabat penguasa Utsmaniyah yang tidak puas. Bahkan, banyak dari mereka yang melancarkan serangan dari sana. Konstantinopel juga terkenal sebagai tempat kekayaan besar dengan banyak peluang untuk barang rampasan. Orang-orang Kristen juga terpecah di antara mereka sendiri sehingga tidak ada bantuan yang datang dari Eropa sampai semuanya terlambat. Kemudian Tentara Bizantium berjumlah sekitar orang sedangkan Mehmed memimpin pasukan yang jauh lebih besar sekitar 60 ribu orang. Kemajuan teknologi juga mengubah keseimbangan kekuatan, kanon. Seorang pembuat meriam Hungaria memasok Utsmani dengan 'supergun' untuk menyerang tembok kota yang diseret 140 mil dari Edirne ke Konstantinopel. Itu bisa menembakkan meriam lebih dari satu mil dan membuat suara yang mengerikan. Tetapi Mehmed juga mengerti bahwa untuk merebut Konstantinopel dia harus mengelilingi kota dari laut ataupun dari darat. Jadi dia mengumpulkan armada pemblokiran sekitar 140 kapal. Jadi pada pekan ketiga dari tujuh pekan pengepungan, Mehmed hanya memerintahkan armadanya untuk diangkat dan dibawa ke darat serta dijatuhkan kembali ke air di belakang perisai pertahanan. Sekarang dia bisa menyerang dari darat dan laut. Di sisi darat, kerugian Utsmaniyah sangat berat karena tembok-tembok gagal untuk menyerah. Tetapi ketika selama beberapa pekan berlalu, supergun mulai mengerahkan korbannya dan setelah tujuh pekan serangan terakhir disiapkan. Penabuh genderang dan peniup terompet, serta supergun yang meledak, menciptakan suara yang akan menandai serangan terakhir pada 29 Mei 1453. Gelombang demi gelombang pasukan sultan menyerang tembok yang telah dilunakkan oleh supergun. Tembok akhirnya dilanggar dan Konstantinus serta ribuan tentara Kristen terbunuh. Sementara itu, Hagia Sophia pada waktu itu adalah bangunan terbesar di dunia, kemegahan Susunan Kristen dan kedudukan Gereja Ortodoks Timur. Dan salah satu tindakan pertama Mehmed adalah memerintahkan agar itu diubah menjadi masjid, meskipun dia membiarkan gereja lain tidak tersentuh. Kekaisaran Romawi akhirnya berakhir setelah tahun sejarah. Itu adalah pukulan militer dan psikologis yang sangat besar bagi dunia Kristen. Adapun Ottoman, mereka sekarang memiliki ibu kota di persimpangan dua benua, dari mana mereka dapat mengkonsolidasikan dan terus menyebarkan domain mereka. Baca juga Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW Dan Mehmed II akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pahlawan besar Islam, mengamankan pemerintahan Muslim dan memperluasnya selama berabad-abad. Pada 569 yang lalu nubuat Nabi Muhammad SAW terpenuhi, Konstantinopel Istanbul modern ditaklukkan kaum Muslim. Rasulullah SAW dilaporkan telah mengatakan Dari Abdullah bin Bisyr Al Ghonawi, dia berkata Bapakku telah menceritakan kepadaku Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ “Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.“ HR Ahmad Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik baik pasukan " Puluhan khalifah dan pemimpin negeri islam telah melakukan berbagai upaya untuk bisa mewujudkan janji sang Nabi akhir zaman. Dan ,setelah penantian lebih 800 tahun,janji itu akhirnya menjadi kenyataan. Muhammad Al-Fatih yang sejak belia selalu diyakini oleh penasihat spiritualnya Syaikh Aaq Syamsuddin,bahwa dirinyalah yang kelak akan menaklukan konstantinopel,akhirnya menjelma sebagai sosok pemimpin muslim yang mampu mewujudkan kebenaran janji sang nabi. Dengan kekuatan prajurit dan setelah pengepungan yang meletihkan,pada hari selasa,29 mei 1453,bertepatan dengan 20 jumadil Ula 857,jatuhlah kebesaran konstantinopel melalui tangan sang penakluk. Baca juga Romulus, Pendiri Kota RomaOrangtua muhammad al fatih,gurunya,masyarakatnya,bahkan al fatih sendiri tidak pernah menduga bahwa penakluk kostantinopel itu adalah muhammad al semua lakukan hanyalah bermimpi kebesaran,mengukir harapan dan melakukan semua persiapan. dan mereka telah pun seharusnya ada yang pernah menduga bahwa penakluk roma dan khalifah akhir zaman yang sesuai manhaj nubuwwah adalah generasi kita,atau anak cucu kita ,bahkan mungkin dari dalam rumah kita."Penaklukan pertama Konstantinopel telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua yaitu penaklukan kota Roma dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim." Syeikh Albani Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329Pertanyaanya adalah bagaimana melahirkan pembuktian nubuat nabi masa kini dan yang akan datang ? Sekarang banyak pergerakan islam & para pemuda muslim mulai bangkit lagi mewujudkan mimpi membuka roma dan menerapkan khilafah dan syariat juga Rindu-Benci Kota Roma dan Salju 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Ahlusunnah mengutip sebuah riwayat dari Rasulullah Saw yang di dalamnya menyinggung tentang penaklukan Konstantinopel dan pujian kepada pasukan dan panglima yang menaklukan kota tersebut. “Sesungguhnya Konstatinopel akan takluk. Alangkah baiknya panglimanya dan alangkah baiknya pasukannya.” Terlepas apakah kita menerima atau menolak riwayat ini, Konstantinopel adalah ibukota Romawi Timur yang ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Fatih salah seorang Raja Otto Usmani. Namun kita tidak dapat memastikan apakah penaklukan ini adalah penaklukan yang telah dinubuatkan oleh Rasulullah Saw. Riwayat-riwayat Syiah memiliki metode berbeda terkait dengan penaklukan negeri-negeri ini. Berdasarkan riwayat Syiah, Konstantinopel dan Roma akan takluk di tangan Imam Mahdi Ajf. Rasulullah Saw adalah amin wahyu Ilahi dan Rasulullah Saw mengetahui perkara ghaib sesuai dengan penegasan al-Quran.[1] Dari perkara-perkara ghaib yang diketahui ini, terdapat sabda-sabda Nabi Muhamamd Saw yang mengabarkan tentang masa depan. Contoh-contoh dari hal ini sangatlah banyak dan memerlukan waktu dan ruang lain untuk membahasnya. Sesuai dengan beberapa riwayat, salah satu nubuat dan prediksi yang bersumber dari berita ghaib adalah penaklukan Konstantinopel. Konstantinopel adalah sebuah kota yang hari ini lebih dikenal sebagai kota Istanbul. Kota ini dulunya adalah bagian dari negara Romawi Kuno dan termasuk salah satu kota terbesar dan terpenting negara tersebut sedemikian sehingga pada masa tertentu menjadi tempat kediaman Raja Roma ketika itu. Kota ini disebut Konstatinopel karena rajanya bernama Konstantin Constantine yang membangun kota itu.[2] Dalam beberapa literatur Islam yang menyebutkan beberapa riwayat tentang Penaklukan Konstantinopel dan Roma yang akan disebutkan sebagian darinya sebagai berikut Penaklukan Roma dan Konstantinopel dalam Sebagian Riwayat Ahlusunnah Ahlusunnah mengutip sebuah riwayat dari Rasulullah Saw yang di dalamnya menyinggung tentang penaklukan Konstantinopel dan pujian kepada pasukan dan panglima yang menaklukan kota tersebut. “Sesungguhnya Konstatinopel akan takluk. Alangkah baiknya panglimanya dan alangkah baiknya pasukannya.”[3] Selain kemasyhuran yang dimiliki riwayat ini – khususnya demi kepentingan politik dinasti Usmani – namun sebagian ulama besar Ahlusunnah memandang lemah orang-orang yang menukil riwayat ini,[4]dimana hanya segelintir orang di antara mereka yang menaruh perhatian terhadap riwayat ini. Namun demikian, Konstantinopel adalah ibukota Romawi Timur yang ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Fatih salah seorang Raja Otto Usmani.[5] Namun kita tidak dapat memastikan apakah penaklukan ini adalah penaklukan yang telah dinubuatkan oleh Rasulullah Saw. Di samping itu, Ahlusunnah juga mengutip sebuah hadis dari Rasulullah Sw tentang penaklukan Roma yang lebih besar dan lebih luas dari Konstantinopel, “Kalian akan berperang dengan penduduk Jazirah al-Arab dan Allah Swt akan membebaskan negeri itu untuk kalian. Kalian juga akan berperang dengan negeri Roma dan Allah Swt akan membebaskan negeri itu juga untuk kalian. Kalian juga akan berperang dengan negeri Dajjal dan Allah Swt juga akan membebaskan negeri itu untuk kalian.”[6] Sebagaimana sebagian muhaddis besar ahli hadis Ahlusunnah menyebutkan,[7] riwayat ini terkait dengan peristiwa-peristiwa sebelum kemunculan Imam Mahdi Ajf. Penaklukan Roma dan Konstantinopel dalam Sebagian Riwayat Syiah Riwayat-riwayat Syiah memiliki metode berbeda terkait dengan penaklukan negeri-negeri ini. Berdasarkan riwayat Syiah, Konstantinopel dan Roma akan takluk di tangan Imam Mahdi Ajf. Berikut ini kami akan menyebutkan sebagian dari riwayat tersebut sebagai berikut “Rasulullah Saw bersabda, Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali seseorang dari Ahlulbaitku menaklukan Konstantinopel, Gunung Dailam dan lain sebagainya, dan sekiranya hanya satu hari tersisa sebelum kiamat maka Allah Swt akan memanjangkan hari itu hingga ia menaklukan negeri-negeri tersebut.”[8] Imam Shadiq As bersabda, “Tatkala Qaim kami bangkit, maka ia akan bergerak ke arah Kufah. Ia tidak akan berhadapan dengan bid’ah kecuali ia lenyapkan dan tidak berhadapan dengan sunnah hasanah kecuali ia hidupkan. Ia akan menaklukan Konstantinopel, Cina, gunung-gunung Dailam….” [9] Imam Baqir As bersabda, “Apabila Qaim kami bangkit; Allah Swt akan membantunya dengan perantara para malaikat. Allah Swt akan menaklukan Roma dan Dailam dengan perantaranya..”[10] Terdapat beberapa riwayat lain dalam hal ini.[11] Akan tetapi harap diperhatikan bahwa kemenangan ini tidak serta merta bermakna bahwa Imam Mahdi Ajf akan menaklukan tempat-tempat ini dengan berperang melawan orang-orang kafir, melainkan boleh jadi negeri-negeri ini akan dikelolah oleh sebagian orang yang nampak sebagai Muslim dan Imam Mahdi dengan perang atau damai akan mengembalikannya kepaa pemerintahan tunggal Islam. [] [1]. Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat, 2775 Ilmu Ghaib. [2]. Syihabuddin Abu Abdillah, Yaqut Hamawi, Mu’jam’ al-Buldân, jil. 4, hal. 347, Beirut, Dar Shadir, Cetakan Kedua, 1995 M. [3]. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Syaibani, Musnad Ahmad bin Hanbal, Riset oleh Syuaib al-Arnut, Adil Mursyid et al, Isyraf, Turki, Abdullah bin Abdullah al-uhsin, jil. 31, hal. 287, Beirut, Muassasah al-Risalah, Cetakan Pertama, 1421 H; Sulaiman bin Ahmad Thabarani, al-Mu’jam al-Kabir, Riset oleh Hamdi bin Abdul-Majid Sulfa, jil. 2, hal. Hal. 38, Kairo, Maktabah Ibnu Taimiyah, Cetakan Pertama, 1415 H. لَتُفْتَحَنَّ الْقُسْطَنْطِینِیةُ، فَلَنِعْمَ الْأَمِیرُ أَمِیرُهَا، وَ لَنِعْمَ الْجَیشُ ذَلِکَ الْجَیشُ» [4]. Muhammad Ismail Bukhari, Takhrij al-Ahâdits al-Marfu’ah al-Musnadah fi Kitâb al-Târikh al-Kabir, disusun oleh Muhammad bin Abdul Karim bin Ubaid, hal. 791, Riyadh, Maktabah al-Rusyd, Cetakan Pertama, 1420 H. [5]. Ali bin Muhammad, Muhammad al-Shallabi , Fâtih al-Qustantiniyah al-Sulthan Muhammad al-Fâtih, jil. 1, hal. 125, Cetakan Pertama, Dari al-Tauzi’ wa al-Nasyr al-Islamiyah, Mesir, 1427 H. [6]. Ibnu Majah Qazwini, Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Riset oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, jil. 2, hal. 1370, Faishal Isa al-Babi al-Halabi, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Tanpa Tahun; Abu Bakar bin Abi Syaibah, Abdullah bin Muhammad, Musnad Ibnu Abi Syaibah, Riset oleh Azazi, Adil bin Yusuf, Mazidi, Ahmad bin Farid, jil. 2, hal.. 28, Riyadh, Dar al-Wathan, Cetakan Pertama, 1997 M. [7]. Muslim bin Hajjaj, Qasyiri Naisyaburi, Shahih Muslim, Riset oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, jil. 4, hal. 2225, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut, Tanpa Tahun. [8]. Ali bin Isa Arbili, Kasyf al-Ghummah fi Ma’rifat al-Aimmah, Riset dan edit oleh Hasyim Rasuli Mahallati, jil. 2, hal. 474, Cetakan Pertama, Nasyr Bani Hasyim, Tabriz, 1381 H; Muhammad Baqir Majlisi, Bihar al-Anwar, jil. 51, hal. 84, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Cetakan Kedua, Beirut, 1403 H. [9]. Muhammad bin Ahmad Fital Naisyaburi, Raudhah al-Wâizhin wa Bashirah al-Muta’azzhin, jil. 2, hal. 264, Intisyarat Radhi, Cetakan Pertama, Qum, 1375 S. [10]. Ibnu Abi Zainab Nu’mani, Muhammad bin Ibrahim, al-Ghaibah, Riset oleh Ali Akbar Ghaffari, hal. 234-235, Tehran, Nasyr Shaduq, Cetakan Pertama, 1397 H; Hasan bin Sulaiman Hilli, Mukhtashar al-Bashair, Riset oleh Musytaq Muzhaffar, hal. 495, Qum, Muassasah al-Nasyr al-Islami, Cetakan Pertama, 1421 H. [11].Syaikh Hurr Amili, Itsbat al-Hudât bi al-Nushush wa al-Itsbât, jil. 5, hal. 255, Cetakan Pertama, A’lami, Beirut, 1425 H. JAKARTA - Sebelum keruntuhannya, Turki Ustmaniyah telah menorehkan cacatan emas peradaban Islam. Salah satu catatan emas itu adalah penaklukan Konstantinopel yang kini bernama Istanbul. Puluhan upaya telah dilakukan umat Islam untuk merebut kota ini. Mengapa konstantinopel demikian istimewa? Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. HR Ahmad Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir khalifah adalah amir khalifah yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim. Dalam dua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium Romawi Timur. Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung,” ungkap Dr Syauqi. Setelah membangun kota itu, Kaisar Konstantin pindah dari Roma, ibu kota Romawi Barat. Menurut Dr Sayuqi, kota itu dibangun dekat Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara. Kota itu terkenal dengan kekokohan tembok kotanya sehingga sangat sulit untuk ditaklukkan. Sekarang kota itu bernama Istanbul,” tutur pakar hadis itu. Prediksi Rasulullah SAW mengenai kejatuhan Konstantinopel ke tangan kaum Muslimin itu akhirnya benar-benar terbukti. Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/ 6 April 1453 M, pasukan tentara Muslim di bawah komando Sultan Muhammad II tiba di ibu kota negara adikuasa bernama Bizantium. Sultan pun berkirim surat kepada penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Perang menjadi pilihan terakhir. Namun, penguasa kota itu Constantine Paleologus menolak seruan dakwah dan berkukuh tak mau menyerahkan Konstantinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih jalan perang. Pasukan tentara Bizantium dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara Muslim. Lantaran tawarannya ditolak, Sultan ketujuh dari Kerajaan Turki Usmani itu pun mulai mengobarkan semangat jihad.

hadits penaklukan konstantinopel dan roma