BagikanPerencanaanpembangunan desa adalah sebuah bagian dari proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Hal ini didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri no 114 tahun 2014 tentang
Jakarta(Pinmas) —- Hasil survei publik Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap Kinerja Kabinet Jokowi-JK, menempatkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri dengan kinerja yang paling memenuhi harapan. Hal ini
A Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan diarahkan kepada pengembangan SDM yang bermutu tinggi, guna memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan kehidupan di masa depan. Untuk itulah pendidikan khususnya dalam organisasi sekolah perlu adanya komponen-komponen penggerak seperti kepala sekolah, guru, staf, dan seluruh penggerak
Dr Sutaryono. Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Papan1 Oleh: Sutaryono* Presiden Jokowi pada beberapa kesempatan menyampaikan optimisme bahwa swasembada pangan nasional dapat diwujudkan dalam waktu 3 - 4 tahun. Pemenuhan kebutuhan dasar yang lain, yakni papan (perumahan), dilakukan melalui program pembangunan 1 juta rumah setiap tahun.
Unukmemenuhi kebutuhan pangan, manusia melakukan pembangunan di bidang - 10507556 Amrah25 Amrah25 03.05.2017 Sekolah Dasar terjawab 1. Unuk memenuhi kebutuhan pangan, manusia melakukan pembangunan di bidang A. Transportasi B. Pertanian C. Permukiman D. Perumahan 2. Hasil penyulingan minyak bumi yang berfungsi sebagai bahan pembuatan lilin
Vay Nhanh Fast Money. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Millenium Development Goals MDGs atau dapat diartikan sebagai “Tujuan Pengembangan Millenium", adalah pandangan dunia peningkatan di seluruh dunia yang diumumkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi Millenium oleh 189 Negara yang Bergabung PBB bagian negara bagian di New York di September 2000. Semua negara yang hadir pada pertemuan tersebut berfokus pada mengkoordinasikan MDGs sebagai komponen program perbaikan publik dengan tujuan akhir untuk memberikan solusi dengan melakukan identifikasi dengan bidang permasalahan sangat mendasar bagi masyarakat. Selanjutnya, kesempatan manusia, keharmonisan, keamanan dan peningkatan. Selanjutnya, pada bulan September 2015, Perhimpunan Negara Bersatu PBB mengesahkan program lain untuk melanjutkan MDGs yang disebut Sustainable Development Goals SDGs yang pasti sering disebut dengan tujuan perbaikan yang dapat dipertahankan. SDGs berisi 17 target kemajuan yang wajar yang dibagi menjadi 169 fokus untuk meningkatkan eksistensi manusia. SDGs sebagian besar berisi isu-isu sosial yang sering terjadi secara lokal, seperti kebutuhan, tingkat pelatihan, kondisi iklim, dan lain-lain. SDGs memiliki pedoman untuk tidak mengabaikan siapa pun. Untuk dapat mewujudkan suatu pembangunan yang berkelanjutan, maka pangan merupakan hal yang mendasar dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan sebuah bumi telah dihuni oleh jutaan makhluk hidup yang memiliki spesies dan keanekaragaman yang berbeda-beda. Keanekaragaman merupakan perbedaan di antara makhluk hidup yang berbeda jenis dan spesiesnya. Keanekaragaman tersebut tentunya tak terlepas dari flora dan fauna yang memiliki jutaan spesies yang terklasifikasi. Indonesia merupakan salah satu negara yang kekayaan alam dan keanekaragaman hayatinya tidak perlu diragukan lagi. Indonesia merupakan negara yang diapit oleh dua daratan, tepatnya daratan Asia dan daratan Australia, serta diapit oleh dua lautan, khususnya Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan pulau dan dilewati oleh garis khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dimana sinar matahari akan selalu mendominasi dan bersinar sepanjang tahunnya. Posisi strategis yang dimiliki Indonesia inilah yang menyebabkan negeri ini memiliki keanekaragaman hayati yang beragam, sehingga diberi predikat sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi, atau disebut negara megabiodiverditas. Potensi alam yang melimpah dan sangat luar biasa, meliputi kekayaan hasil pertanian, kelautan, perikanan, peternakan, perkebunan, pertambangan, energi maupun keanekaragaman hayati lainnya. Kekayaan sumber daya alam tersebut sebagian telah diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia dalam bentuk pangan dan sebagian lainnya merupakan potensi alam yang belum dimanfaatkan karena adanya keterbatasan dari segi teknologi, kualitas sumber daya manusia, maupun ekonomi. Disamping negara Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang begitu melimpah, Indonesia juga merupakan negara yang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Penduduk Indonesia semakin tahun akan semakin bertambah jumlahnya. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat dari tahun 1971 hingga 1980 hingga mencapai jiwa, atau sebanding dengan peningkatan sebesar 23,72%. Secara umum, pertambahan penduduk normal secara berkala hampir 20%. Informasi menurut Badan Pengukur Fokus BPS, hasil Evaluasi Kependudukan SP 2020 pada September 2020 tercatat jumlah penduduk 270,20 juta jiwa, dimana jika dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk 2010, pertambahan penduduk mencapai 32,56 juta jiwa. Dengan luas properti Indonesia sebesar 1,9 juta km2, kepadatan penduduk Indonesia diperkirakan 141 individu untuk setiap km2. Kondisi penduduk yang sangat unik ini tentunya akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di suatu daerah/negara. Pangan sejatinya merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan setiap individu dan menjadi sumber energi dalam melakukan berbagai aktivitas. Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia ini akan menyebabkan kebutuhan pangan terus meningkat. Adanya peningkatan terhadap kebutuhan pangan karena pertumbuhan penduduk yang meningkat, maka Indonesia memiliki tantangan baru yakni dalam mencapai ketahanan pangan. Ketahanan pangan sendiri memiliki dua slogan penting, yaitu aksesibilitas pangan yang cukup dan merata serta akses masyarakat terhadap pangan, baik secara riil maupun finansial. Dengan demikian, ketahanan pangan dapat dicirikan sebagai pintu masuk setiap keluarga atau individu untuk memperoleh pangan yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan hidup yang kokoh dengan prasyarat pengakuan pangan sesuai kualitas atau budaya yang relevan dengan memikirkan ramah, kondisi keuangan, akses, dan aksesibilitas pangan. Keputusasaan terhadap ketahanan pangan adalah sesuatu yang tidak dapat dianggap sebagai masalah yang pengaturannya dapat ditunda. Terlepas dari kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, tidak dapat memastikan bahwa bangsa ini dapat mencapai ketahanan pangannya sendiri jika pembangunan penduduk berkembang pesat dan kondisi efisiensi pangan masih sangat rendah. Sejujurnya, Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara yang menganut kadar garam yang tinggi. Memang, Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di planet ini, dengan panjang kilometer. Ibu kota dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia ini seharusnya memberikan banyak keuntungan bagi wilayah laut di Indonesia, termasuk potensi persediaan garam yang sangat besar dan memiliki pilihan untuk mengatasi masalah dalam negeri. Meskipun demikian, kenyataan yang tidak terduga adalah bahwa ini bukanlah situasinya. Presiden Ir. Joko Widodo telah mengungkap alasan Indonesia harus mengambil garam, terlepas dari aset normalnya yang tinggi. Hal ini terjadi mengingat industri garam rakyat belum ideal dalam mencapai batas produksinya. Proyeksi minat garam masyarakat 4,5 juta ton, sedangkan kreasi dalam negeri cukup siap memenuhi 3,5 juta ton. Pada 2019, nilai impor garam modern Indonesia mencapai US$ 108 juta. Lantas, hal yang perlu digarisbawahi dalam penyelesaian hal ini adalah pada bidang produktivitas pangan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, maka perbandingan antara permintaan demand dengan penawaran supply harus seimbang. Untuk dapat mencapai keseimbangan tersebut, maka ada banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas pangan, mulai dari penguasaan teknologi, degradasi lahan, sistem distribusi, hingga kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang esensial dalam kondisi pangan di Indonesia memiliki banyak permasalahan, baik dalam kepentingan mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan intensifikasi dan ektensifikasi pertanian, peningkatan produktivitas, pengolahan hasil pertanian, diversifikasi pangan, dan lain sebagainya. Kegunaan makanan adalah nilai yang menunjukkan hasil penciptaan normal per satuan wilayah per peralatan makanan. Produktivitas pangan inilah merupakan kunci dari terwujudnya ketahanan pangan. Bagaimanapun, ada banyak komponen yang mempengaruhi kegunaan makanan itu sendiri. Yang pertama, yakni penguasaan teknologi pada bidang pertanian. Permasalahan ini sangat relevan dengan masa Revolusi Industri seperti sekarang. Lantas, dengan teknologi inilah seharusnya dapat senantiasa meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas pertanian dan bahan pangan. Sebagai contoh, adanya kenaikan bobot rata-rata sapi pedaging lndonesia sebesar 0,5 kg/hari/ekor, dengan input teknologi yang tepat, maka berpotensi untuk ditingkatkan mendekati produktivitas sapi di Australia sebesar 1,55 kg/hari/ekor. Demikian pula dengan produktivitas usaha tani padi yang di Indonesia masih sebesar 4,5 ton/ha, dengan pengaplikasian teknologi yang tepat maka dapat ditingkatkan menyamai produktivitas di Vietnam yang mencapai 8 ton/ha. Dengan perbaikan teknologi penggilingan inilah maka dapat menambah pasokan beras 1 juta ton setara Rp. 2,7 trilyun dari produksi gabah nasional sebanyak 54 juta ton GKG. Saksi mata keuangan pada Establishment for Advancement of Financial aspect and Money INDEF, Bhima Yudistira mengungkapkan, alasan rendahnya otoritas inovasi dalam agribisnis di Indonesia adalah karena rendahnya kesadaran inovasi di kalangan petani. Selama pemberontakan yang terkomputerisasi, banyak kemajuan pedesaan yang belum berkembang. Rendahnya tingkat pendidikan dan tidak adanya persiapan dalam pemanfaatan inovasi masa kini adalah alasan utama efisiensi pangan masih sangat rendah dan tradisional. Terlebih, menurut data Badan Pusat Statistik BPS, lebih dari 91% usia para petani di Indonesia didominasi oleh petani berumur diatas 40 tahun, dengan mayoritas usia 50-60 tahun. Secara otomatis, penguasaan teknologi terhadap pertanian akan kian sulit karena tidak adanya regenerasi dari petani itu berikutnya adalah korupsi tanah. Latihan peningkatan serta menghasilkan manfaat, juga menyampaikan peluang akibat buruk pada iklim. Transformasi lahan pedesaan pada dasarnya adalah jenis hasil yang masuk akal dari pembangunan dan perubahan dalam desain keuangan dari sebuah kawasan lokal yang sedang berkembang. Peningkatan ini tercermin dari perubahan komitmen bidang kemajuan dari bidang esensial pertanian ke bidang pembantu perakitan dan tersier administrasi. Belakangan, perebutan penggunaan lahan antar berbagai bidang seperti agrobisnis, industri, pertambangan, dan pekerjaan umum yayasan, pemukiman, industri sulit dihindarkan. Area pekerjaan umum dan mekanik telah mempengaruhi area agraris, terutama dalam pemanfaatan area pertanian yang bermanfaat. Sementara itu, kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan vital seperti beras, kedelai, jagung, dan gula sampai saat ini masih menemui kendala. Bahaya mendasar bagi upaya untuk mengikuti kemandirian padi yang dicapai pada tahun 2008 dan untuk mencapai kemandirian kedelai yang ditetapkan pada tahun 2010 adalah perubahan lahan. Lagi pula, peningkatan lahan sawah sangat lamban bahkan menurun karena perubahan kapasitas. Mengingat Peraturan/Tata Ruang Kota RTRW di seluruh Indonesia, sekitar 3,1 juta ha atau 42% sawah yang tergenang akan terganggu dengan kapasitas yang terus berkembang. Ini akan menjadi bahaya yang berbeda untuk pengelolaan kemandirian beras dan rencana kemandirian dalam item yang berbeda, di mana perkembangan mekanis yang lebih baik tidak dapat diandalkan daripada memiliki pilihan untuk bertahan dengan meluasnya hilangnya lahan hortikultura yang berguna. Jika rencana transformasi lahan terjadi, bahaya terhadap keterjagaan kemandirian pangan akan lebih menonjol, seperti halnya aksesibilitas pangan. Untuk setiap hektar sawah yang berganti pekerjaan, diharapkan lahan seluas 2,2 ha dapat menutupi ciptaan yang hilang karena manfaat besar dari sawah saat ini dan berbagai masalah yang dialami di sawah yang baru ini, mutu SDM pertanian Indonesia juga masih memiliki keterbatasan yang nyata. Persentase penduduk setengah pengganguran 70,2 % berada pada sektor pertanian dan 29, 8 % berada di sektor non-pertanian. Sifat Sumber Daya Manusia agribisnis Indonesia pada masa kemerdekaan provinsi ini sebenarnya memiliki hambatan yang sangat besar dari segi mental yang menggagalkan, terutama sejauh menjadi lesu/ragu-ragu/malas, kurang informasi dan berhati dingin, ragu-ragu, kerja tidak teratur, cemburu dan berkeinginan. Sementara itu, kesungguhannya adalah bahwa kebutuhan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, ragam, dan kualitas, seiring dengan kemajuan penduduk, kepuasan pribadi daerah setempat. Jumlah penduduk di Indonesia sangat besar, sekitar 204 juta dan terus berkembang sebesar 1,6% setiap tahun, membutuhkan persediaan makanan yang cukup besar, yang jelas akan membutuhkan usaha dan aset yang luar biasa untuk manajemen sumber daya manusia yang handal, pengelolaan, penggunaan dan pemanfaatan sumber - sumber lainnya menjadi tidak berdaya guna dan berhasil guna. Rendahnya kualitas SDM di bidang agraris, khususnya petani seperti sebagian besar pejabat/pejabat khusus/buruh augmentasi hortikultura sangat meresahkan. Padahal, SDM petani/pekerja agribisnis, serta petugas agrobisnis merupakan dua pilar utama dalam pergantian peristiwa hortikultura, khususnya peningkatan sistem dan organisasi agribisnis. Oleh karena itulah, Sumber Daya Manusia pertanian yang berkualitas adalah prasyarat mutlak keberhasilan dalam pembangunan pertanian dan mencapai ketahanan pangan yang baik. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diartikan bahwa dalam membentuk suatu sistem pertanian yang berhasil, meliputi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri dan mampu meningkatkan produktivitas pangan, maka berbagai faktor penyebab yang menjadi unsur produktivitas pangan seperti penguasaan teknologi, degradasi lahan, serta kualitas sumber daya manusia harus baik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pangan di Indonesia, antara lain1. Pada bidang penguasaan teknologiSeharusnya, otoritas publik memiliki pilihan untuk membantu efisiensi pangan sejauh masuknya inovasi hortikultura bagi anak muda atau alumni pedesaan yang tertarik bercocok tanam. Di masa inovasi ini, anak muda membutuhkan sesuatu yang sederhana dan cepat, dan inovasi berkeliaran untuk segalanya. Salah satu kemajuan pedesaan yang rutin dialami adalah Mesin NSPU-68C. Mesin ini merupakan mesin tanam padi yang sangat sukses untuk mempercepat pertumbuhan padi dalam jumlah banyak serta efektif karena dengan mesin ini petani dapat melakukan sistem budidaya sendiri dan dalam waktu yang singkat sehingga menghemat tenaga dan biaya. Meski demikian, masuknya pemanfaatan inovasi hortikultura secara positif membutuhkan biaya yang besar. Untuk membeli mesin pembuat beras NSPU-68C, kita membutuhkan sekitar 125 juta rupiah. Dengan biaya yang sangat besar, tentunya masuknya inovasi akan merepotkan, apalagi jika petani tidak memiliki modal barang dagangan dan tentunya masuk ke inovasi ini tidak akan terpikirkan. Namun, dengan campur tangan pemerintah, entri sederhana untuk inovasi bagi petani muda akan menjadi lebih sederhana. Dengan masuknya inovasi, sistem pembudidayaan akan lebih cepat dan harus dimungkinkan untuk lingkup yang lebih besar, sehingga keuntungan yang akan diperoleh juga jelas lebih menonjol. Dengan akomodasi ini, anak-anak akan lebih tertarik untuk bergabung dengan dunia hortikultura karena kemungkinan masuknya strategi baru sehingga budidaya menjadi lebih sederhana dan jelas benar-benar produktif. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
INFO NASIONAL - Kementerian Pertanian pada 2016-2017 telah mewujudkan kedaulatan pangan dengan pencapaian swasembada beberapa komoditas seperti beras, jagung, bawang merah, cabe, daging ayam, telur, dan minyak goreng."Kini, muncul harapan untuk mandiri dan berdaulat pangan bagi bangsa Indonesia dengan memproduksi beragam pangan berbasis sumber daya lokal. Kenyataan bahwa Indonesia adalah bangsa besar memiliki keanekaragaman hayati nomor dua di dunia," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta, Sabtu, 28 Juli Amran Sulaiman, potensi sumber daya pangan Indonesia berlimpah, terdapat sekitar 100 jenis pangan sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan."Keanekaragaman hayati ini, bila kita kelola dengan baik akan menjadi bahan pangan, bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, juga bisa memenuhi kebutuhan pangan dunia," kata itu, produksi pangan beragam sangat penting mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat, sehingga dapat mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, aktif, dan menurut Amran, saat ini bangsa Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan pangan dan gizi, termasuk akses terhadap pangan. Selain itu, permasalahan pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih jauh dari ideal, di mana saat ini didominasi karbohidrat dari padi-padian."Masyarakat kita masih kurang mengkonsumsi protein dari sumber pangan hewani. Juga kurang mengkonsumsi sayur dan buah," ujar Amran."Apabila kondisi ini dibiarkan, dapat menimbulkan persoalan serius dalam menyiapkan generasi tangguh dan berdaya saing. Karena itu, diperlukan suatu strategi yang tepat untuk memperkuat program penganekaragaman pangan dan implementasinya di masyarakat," ujar Amran yang juga Ketua Harian Dewan Ketahanan permasalahan tersebut, menurut Amran, diperlukan pemikiran dan kerja keras semua pemangku kepentingan termasuk dari Kelompok Kerja Pokja Bidang Ahli dan Bidang Pemberdayaan Dewan Ketahanan pada rakor ini dipandu Tenaga Ahli Menteri Pertanian Sam Herodian. Para pemateri antara lain Kepala BKP/Sekretaris DKP Agung Hendriadi dengan makalah Dukungan Kebijakan untuk Pengembangan Diversifikasi Pangan dan Gizi, Peneliti BPPT Nur Mahmudi Ismail dengan makalah Strategi Komunikasi dan Promosi Diversifikasi Pangan di Era Digital, dan Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Drajat Martianto dengan makalah Modernisasi Olahan Pangan Lokal Potensi Bisnis dan Penyerapan Pangan dihadiri anggota Pokja Bidang Ahli dan Pokja Bidang Pemberdayaan Ketahanan Pangan, kepala dinas pertanian seluruh Provinsi di Indonesia selaku Sekretaris DKP Provinsi yang menjadi ukung tombak dalam pelaksanaan kegiatan di rakor ini diharapkan semangat untuk mensukseskan penganekaragaman pangan menjalar ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, pembangunan ketahanan pangan yang berlandaskan kedaulatan dan kemandirian pangan dapat diwujudkan guna mendukung cita-cita pembangunan nasional menuju manusia Indonesia yang berkualitas.*
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat secara virtual menyampaikan keynote speech sekaligus membuka acara Pekan Nasional PENAS Petani-Nelayan XVI-2023, Sabtu 10/6/2023. Foto JAKARTA, - Di tengah ketidakpastian global akibat dampak pandemi Covid-19, eskalasi geopolitik, hingga perubahan iklim saat ini, peran aktif dan tanggung jawab berbagai pihak juga diperlukan untuk dapat meningkatkan produksi sektor pertanian. Dengan demikian ancaman krisis pangan global dapat teratasi, termasuk dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal. “Pemerintah harus terus mengambil langkah-langkah konkrit dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi dan memasifkan konsumsi pangan lokal serta mengenalkan ke negara lain sebagai komoditas ekspor,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat secara virtual menyampaikan keynote speech sekaligus membuka acara Pekan Nasional PENAS Petani-Nelayan XVI-2023, Sabtu 10/6/2023. Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembangunan infrastruktur bendungan untuk penyediaan air, pembangunan sarana transportasi untuk mengurangi logistic cost, pemanfaatan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan penerapan pertanian cerdas. Selain itu, Pemerintah juga telah memfasilitasi penggunaaan alat dan mesin pertanian, penyediaan Kredit Usaha Rakyat KUR, Perhutanan Sosial PS dan Tanah Objek Reforma Agraria TORA, penerapan pembangunan kelautan perikanan ekonomi biru blue economy, menumbuhkan start-up muda dan marketplace, hingga memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Di samping berbagai upaya tersebut, Menko Airlangga juga mengajak seluruh stakeholders untuk turut berkolaborasi dalam melakukan kerja nyata guna meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani, nelayan dan petani hutan agar menjadi lebih produktif, mumpuni dalam literasi bisnis, mampu meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan, serta mandiri dan berdaya saing secara global. “Pada forum akbar seperti PENAS XVI-2023 ini, sebagai ajang silaturahmi, sebagai wadah promosi hasil pembangunan pertanian, sebagai wadah untuk melakukan evaluasi, koreksi dan penyempurnaan terhadap program-program Pemerintah, sebagai wadah akses teknologi, dan sebagai wadah memperkenalkan bibit-bibit unggul,” pungkas Menko Airlangga. Editor Fajar Widhi fajar_widhi Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Pertumbuhan ekonomi adalah perluasan kegiatan ekonomi yang menghasilkan peningkatan produksi barang dan jasa publik, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan sektor pertanian melambat setiap tahun, dan sektor industri mulai mengambil alih; namun, sektor pertanian terus memainkan peran dominan. Manusia membutuhkan pangan untuk bertahan hidup, maka tanaman pangan yang dihasilkan oleh sektor pertanian akan terus diproduksi. Tumbuhan dan bahan pangan memegang peranan penting dalam pertanian, baik dari segi kontribusi maupun laju pertumbuhannya. Sebetulnya sektor pertanian belum sepenuhnya tergeser oleh sektor industri, baik dari segi pertumbuhannya maupun dari segi fungsinya. Karena sektor pertanian dan industri merupakan dua sektor yang pertumbuhannya saling melengkapi dan berjalan beriringan. Posisi sentral sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau wilayah dapat dilihat dari berbagai perspektif, antara lain a. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto PDB atau produk domestik regional bruto PDB, b. Kontribusi sektor pertanian terhadap kesempatan kerja, c. Kemampuan sektor pertanian untuk menghasilkan beragam menu makanan akan berdampak signifikan terhadap kebiasaan makan dan gizi masyarakat. Indikator perkembangan ekonomi daerah pada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dari tahun ke tahun. Perkembangan PDRB akan menjadi penting dalam perencanaan pembangunan masa depan. Pembangunan ekonomi disusun dalam sembilan sektor ekonomi di tingkat regional dan nasional. Pertanian adalah kontributor utama bagi pembangunan ekonomi itu sendiri. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian akan memacu perkembangan sektor industri dan jasa, serta mempercepat transformasi struktur perekonomian nasional, di samping meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan. Studi empiris juga menunjukkan bahwa keunggulan sektor industri akan semakin kuat jika ditopang oleh pertumbuhan pertanian yang berkelanjutan, yang menunjukkan keterkaitan antara pertanian dan industri. Subsektor ini merupakan penyedia bahan baku bagi sektor industri serta sebagai sumber penghasil devisa negara, dan subsektor tanaman pangan dan bahan makanan memiliki kontribusi rata-rata dan tingkat pertumbuhan yang cukup besar, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PERTANIAN SEBAGAI PENDUKUNG EKONOMI INDONESIA Oleh Chusnul Tenri Laung Pertumbuhan ekonomi adalah perluasan kegiatan ekonomi yang menghasilkan peningkatan produksi barang dan jasa publik, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan sektor pertanian melambat setiap tahun, dan sektor industri mulai mengambil alih; namun, sektor pertanian terus memainkan peran dominan. Manusia membutuhkan pangan untuk bertahan hidup, maka tanaman pangan yang dihasilkan oleh sektor pertanian akan terus diproduksi. Tumbuhan dan bahan pangan memegang peranan penting dalam pertanian, baik dari segi kontribusi maupun laju pertumbuhannya. Sebetulnya sektor pertanian belum sepenuhnya tergeser oleh sektor industri, baik dari segi pertumbuhannya maupun dari segi fungsinya. Karena sektor pertanian dan industri merupakan dua sektor yang pertumbuhannya saling melengkapi dan berjalan beriringan. Posisi sentral sektor pertanian dalam perekonomian suatu negara atau wilayah dapat dilihat dari berbagai perspektif, antara lain a. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto PDB atau produk domestik regional bruto PDB, b. Kontribusi sektor pertanian terhadap kesempatan kerja, c. Kemampuan sektor pertanian untuk menghasilkan beragam menu makanan akan berdampak signifikan terhadap kebiasaan makan dan gizi masyarakat. Indikator perkembangan ekonomi daerah pada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dari tahun ke tahun. Perkembangan PDRB akan menjadi penting dalam perencanaan pembangunan masa depan. Pembangunan ekonomi disusun dalam sembilan sektor ekonomi di tingkat regional dan nasional. Pertanian adalah kontributor utama bagi pembangunan ekonomi itu sendiri. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian akan memacu perkembangan sektor industri dan jasa, serta mempercepat transformasi struktur perekonomian nasional, di samping meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan. Studi empiris juga menunjukkan bahwa keunggulan sektor industri akan semakin kuat jika ditopang oleh pertumbuhan pertanian yang berkelanjutan, yang menunjukkan keterkaitan antara pertanian dan industri. Subsektor ini merupakan penyedia bahan baku bagi sektor industri serta sebagai sumber penghasil devisa negara, dan subsektor tanaman pangan dan bahan makanan memiliki kontribusi rata-rata dan tingkat pertumbuhan yang cukup besar, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris, faktanya adalah bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan perkebunan menjadikan sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia. Kontribusi produk dari sektor pertanian terhadap pasar dan industri domestik bisa tidak besar karena sebagian besar produk pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri domestik disuplai oleh produk-produk impor. Artinya peningkatan ekspor pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan PDB. Namun pertumbuhan ekonomi tidak berdampak pada pertumbuhan pertanian, dikarenakan kurangnya investasi di sektor pertanian menyebakan pertumbuhan sektor pertanian menjadi lebih lambat Kapantow et al. 2014. Angka Pertumbuhan Ekonomi Tabel 1. Peningkatan Angka Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Triwulan 1 Berdasarkan Tabel di atas, pertumbuhan ekonomi pertanian triwulan1 dalam periode 2016-2020 setiap tahunnya meningkat walaupun cenderung lambat. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan PDB. Dampak positif sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja terjadi pada kategori kedua wilayah tersebut. Dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto PDB daerah sektor pertanian, ini membuktikan bahwa angkatan kerja mulai menghasilkan lebih banyak produksi pertanian. Begitu pula ketika rencana pembangunan sektor pertanian secara keseluruhan turun maka menyebabkan produktivitas sektor pertanian turun. Hal ini dapat terjadi karena beberapa masalah yaitu gagal panen, rendahnya harga pasar komoditas pertanian, dan rendahnya sumber daya manusia SDM Kurniawati and Tanjungpura 2020. juga salah satu sektor yang strategis yang bisa menyelamatkan ekonomi bangsa saat ini, untuk membangun ketahan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani agar kebutuhan pangan rakyat bisa terpenuhi. Pertanian memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah. Dapat dilihat bahwa sektor pertanian ini dapat menjadi penggerak ekonomi serta 0123452016 2017 2018 2019Pertumbuhan Ekonomi Pertanian Triwulan 1Pendapatan pertumbuhan ekonomi manfaatnya untuk semua kalangan di Indonesia. Peran adalah fungsi dari kegiatan ekonomi. Kontribusi sektor pertanian dan sub sektor diukur dengan pengganda pendapatan Isbah and Iyan 2016. Peran pertanian dalam perekonomian Indonesia juga mampu memberikan sebuah jalan terbaik bagi pemerintah untuk mengatasi pengangguran. Diketahui saat ini bahwa pengangguran dan perekonomian yang menjadi masalah krusial negara Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Kapantow et al. 2014Kapantow, Ir G H M et al. 2014. “Dosen Pembimbing MANADO ABSTRAK.” Kurniawati and Tanjungpura 2020Kurniawati, Sri, and Universitas Tanjungpura. 2020. “Kinerja Sektor Pertanian Di Indonesia.” 24–31. Isbah and Iyan 2016Isbah, Ufira, and Rita Yani Iyan. 2016. “Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Dan Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau.” Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan 19 45–54. . ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Dan Kesempatan Kerja Di Provinsi RiauUfira IsbahRita Yani IyanIsbah and Iyan 2016Isbah, Ufira, and Rita Yani Iyan. 2016. "Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Dan Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau." Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan 19 45-54.
guna memenuhi kebutuhan pangan manusia melakukan pembangunan di bidang